Celoteh, Lingkaran Baru

Hai kawan, jangan takut jangan resah bila lampu kamar mulai dipadamkan. Bukan, aku bukan sedang ingin bernyanyi. tapi sepertinya ada baiknya untuk mengingat lagi lirik lagu yang dinyanyikan Tasya dan Om Duta, sepertinya maknanya bagus. ok boleh diabaikan.

Aku masih hidup, masih seperti kemarin-kemarin.

Akhirnya aku tak menepati janji kepada diri sendiri untuk mengelola blog ini secara baik hehe. tampaknya kesibukan-kesibukan dunia yang fana telah melalaikanku dari kehidupan yang juga fana (?). bingung kan? aku pun. semoga ada hikmahnya.
ada beberapa hal yang menyebabkan tulisanku mandeg. salah satunya ya karena berambisi membuat konten-konten yang komprehensif namun tak diimbangi oleh komitmen. akhirnya, selama belum ada ide-ide yang terangkai secara lengkap aku selalu enggan untuk menuliskannya. tentang puisi, sepertinya itu pengecualian. belum lama saat pengamatan serangga aku malah menulis puisi di buku catatan lapangku. untuk hal ini aku ingin segera menuliskannya sebab jika tidak akan muncul kekhawatiran yang serupa dengan tak buru-buru menyeruput kopi atau teh yang masih panas.

Oleh karena ide-ide cemerlang tak selalu dapat disadari tetapi proses-proses kognitif perlu dilatih setiap hari, sepertinya aku perlu menambahkan kategori tulisan baru pada blog ini yang berupa penggerutuan, celoteh, ataupun curhat supaya aku tak berhenti menulis. bisa jadi berikutnya blog ini malah berubah menjadi ‘buku harian’. aku rasa tak apa. selagi kesepian, berbicara dengan diri sendiri melalui tulisan yang sebenarnya ditujukan untuk diri sendiri sepertinya tak ada salahnya.

Ok, dimulai dari Tulisan ini:

Depok. Selasa, 1 Mei 2018
Lingkaran Baru

di menit-menit awal hari buruh ini aku masih terjaga, menyesali blog yang tak terkelola dan terisi dengan baik sambil mendengarkan lagu via spotify. Now playing: Noh Salleh – Sarawak, penyanyi asal malaysia yang diproduseri Mondo Gascaro ex pianis SORE. preferensi laguku beberapa bulan kebelakang masih seputar Payung teduh, Mondo Gascaro, Danilla riyadi, Noh Salleh, ya itu-itu aja sih. aku tak ingin menjadi orang lain huehuehue.

Dan mengapa aku masih saja terjaga hingga angin pagi yang terlalu pagi ini berhembus adalah karena insomnia yang sedang kambuh mungkin sejak 2 minggu lalu. selalu seperti itu, ketika beban pikiran sedang berjaya. kepikiran penelitian lah, itulah, penelitian lah, itu lah, penelitian lah, itu lah, penelitian lah, itu lah. sebenarnya ya kepikiran penelitian yang terlanjur mengonsumsi kapsitas ruang berpikir. hemm, gak cuma itu sih. mungkin kawan-kawan sekalianpun merasakan, pada usia-usia tertentu (sekarang) pikiran bahkan cita-cita kian bercabang. tak jarang ketika mengintip sampel-sampel penelitian di bawah mikroskop kepikiran masa depan, kepikiran kerja di mana, kepikiran buka lapangan kerja, kepikiran nikah dengan siapa, kepikiran jodoh di mana, dll. intinya memang diri ini mulai rapuh kawan-kawan sekalian hahaha.

tetapi di samping itu aku menemukan ‘lingkaran baru’ yang tak disangka jadi cukup menyenangkan yaitu orang-orang yang satu lab denganku. Ada Pak Riang peneliti kutu pisang. Ia memliki keteraturan hidup di atas rata-rata. Bu Mahar, juga meneliti kutu yang sempat tersedu-sedu menangis setelah file pentingnya rusak sebelum sidang promosi doktor. Bang Manja, meneliti kutu kedelai. mengapa manja? karena ia mampu meladeni pembicaraan via telpon kekasihnya yang dinamai Manjaku berjam-jam. Luar biasa. Dewi, meneliti setiap tanaman yang bentol-bentol karena serangga. sungguh sabar. Mas Gus, pria yang mengaku telah mendalami ilmu Ekologi Syariah ini memilih capung sebagai objek penelitiannya. Juga ada Kimar dan Kimor yang meneliti lalat dan nyamuk. Aku, meneliti bunga-bunga di tepi jalan.

Di lab itu juga ada Mahasiswa program sarjana yang selisih usianya sekitar 3-4 tahun, tak begitu jauh, aku masih muda dan semangat. ok skip. menariknya mereka membawa nuansa yang cukup ceria. Senang sekali karena akhirnya aku kembali mendengar lelucon-lelucon kids jaman now. Di lab itu juga ada juga beberapa fresh graduated yang bekerja untuk proyek penelitian. Sekali lagi senang sekali melihat mereka, semangat mereka pelan-pelan bisa meluruhkan ‘kekerdilan’ mentalku sehingga aku bisa menaruh lagi cita-cita ditempat seharusnya ia berada. sebenarnya banyak yang jadi pemicunya, misalnya karena terpengaruh sosok dosen bidang hama yang argumentasinya selalu baik dan mudah dipahami hingga karena pembicaraan dengan seorang anak yang sedang bercita-cita melanjutkan studi entomologi di belanda, meski sebentar aku sangat menikmati percakapan itu.

untukku saat ini yang tepenting adalah menata kembali angan dan mengelola keinginan-keinginan. secara teknis, yang terdekat adalah bagaimana aku menyelesaikan tahap sortasi dan identifikasi sampel-sampel peneltian, menulis tesis, makalah seminar, seminar artikel publikasi, dan ujian sidang. mohon doa dari kawan sekalian. hmm sesungguhnya aku tak begitu yakin dapat menyelesaikannya sebelum semester ini berakhir, terkesan pesimis, tak apa. tapi aku yakin Allah selalu memiliki keputusan yang tepat. pemikiran lainnya yaitu, aku baru saja mengambil keputusan untuk mendalami bidang ini, rasanya jadi tak bisa dinikmati jikalau harus secepatnya beranjak. but who know? apapun itu semoga yang terbaik.  hanya saja biaya akademik cukup tinggi sehingga hasrat untuk segera lulus selalu membeludak dan tak jarang menciptakan kerisauan. yang penting semangat, sebab masa muda adalah masa yang berapi-api kata bang haji Rhoma Irama.

Tak terasa telah bercuap-cuap lebih dari 776 kata. akupun mulai mengantuk, ada baiknya aku sudahi penggertuan ini. Aku jadi ingat, Sepertinya dua kawanku, Ardy The Memorizer & Julia Pardus tengah gelisah karena sangat ingin menyaksikan Avanger terbaru siang ini. Karena belum gajian aku hanya mengharapkan dan kompensasi hehe.

sampai jumpa lagi kawan, ingat selalu pesan tasya dan om duta, meski lampu telah dipadamkan, jangan takut jangan resah. Selamat Hari Buruh, jadilah buruh terbaik untuk diri sendiri huehue.

Wassalamu’alaikum.

 

Published by


Leave a comment